Minggu, 10 Mei 2009

Ketika Langit Menemani Aku Menangis

Pernahkah kamu merasa tidak sendiri saat berserdih?
Pernahkah kamu mendengar ada yang menangis saat kamu menangis?
Pernahkah kamu melihat ada yang kelabu saat kamu tersakiti?

Aku membenci saat telingaku mendengar gemericik air yang jatuh dari langit
Aku membenci saat mataku melihat bahwa langit menjadi gelap
Aku membenci saat kulitku terperangkap di sebuah dingin yang basah

Pernah tau hujan?
Musuh terbesarku
Kebencian terdalamku
Ketakutan abadiku
Kesakitan yang tak tersembuhkan untukku

Langitnya selalu kelabu saat aku sedih
Atau ketika langit kelabu aku memang selalu ditakdirkan untuk bersedih?
Langitnya selalu berair saat aku menangis
Atau ketika langit berair, aku memang selalu ditakdirkan untuk menangis?


Hari ini aku menangis
Ditemani musuhku, kebencianku, ketakutanku, dan kesakitanku
Mengapa langitnya ikut menangis?
Seakan memaksa aku untuk terlarut

Aku mungkin tidak akan mati karena hujan
Tapi lebih tragis lagi, aku mungkin mati ditemani hujan
Hujan teman kesedihan setia ku
Dia selalu datang dengan berjuta luka

Tuhan, kapan semuanya bisa sembuh?
Kapan aku bisa memaafkan hujan?
Kapan aku bisa mengikhlaskan takdirku?
Kapan aku bisa tertawa menyambut hujan?
Atau setidaknya bernafas dengan tenang di dalamnya

Tuhan, hentikan hujannya
Biarkan aku tidak terlarut lagi dalam semua cerita masa lalu
Tuhan, aku ingin ikhlas ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar