Rabu, 20 Mei 2009

Aku yang terlarut bersama nyanyian hujan

Hei kamu hati yang beku,
taukah kamu aku ingin menumpahkan emosiku?
aku ingin melepaskan semua yang menumpuk disini
bercerita, berteriak, lalu menangis sejadinya.

aku terlalu waraskah hingga terlalu mampu menahan emosiku?
atau aku sudah gila melemahkan segala harga diriku?
tampaknya aku terlalu ingin mencari kesalahanku agar aku tidak menginginkan yang lain bersalah

pikiranku,
hatiku,
batinku,
air mataku,
semua ingin berteriak, "hey, this is not fair"
namun pikiranmu,
hatimu,
batinmu,
harga dirimu menjadi kalap hingga membentak, "i'm innocent! could you understand idiot?"

saat ini,
saat langit hitam lagi,
saat udara dingin menusuk lagi,
saat petir mengamuk di luar sana,
dengan ketakutan yang seperti biasa,
dengan adrenalinku yang mengeras,
dengan dentuman musik keras yang kusumpalkan sedalamnya di telingaku.
aku kembali kalah untuk diriku sendiri.

diantara nyanyian hujan yang mematikan untukku,
aku meminta maaf untukmu diriku
yang begitu bersalah untukmu sendiri
aku berduka cita untukmu diriku sendiri,
yang begitu menyedihkannya selalu menyimpan sebisamu
aku berdoa untukmu diriku,
agar yang luka yang terkubur dalam bisa menghilang seiring waktu.

dan diantara nyanyian hujan sore ini,
aku terlarut bersama takdirku
takdir untuk menjadi yang diam dan tersalahkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar