Minggu, 24 Mei 2009

Teras Kosong dengan Sepucuk Koran dan Secangkir Kopi

Dengan apa kamu selalu merasa menikmati hidupmu?
Dengan tawa yang kau nikmati sendiri?
Atau dengan dentuman musik penghibur?
Apa yang kurang dari yang sudah kamu lewati?
Tanyakan pada seseorang yang menikmati kopi di paginya bertemankan koran dan mengamati datangnya matahari di teras kosong

Banyak yang berjalan di jalan yang rusak
Lalu mereka terjatuh, mengaduh, mengeluh
Saya bertanya, mengapa tetap kau lewati jalan yang rusak?
Yang tadi mengeluh menjawab, saya buta, saya hanya berjalan lurus
Ada yang menyaksikan, seseorang yang menjemur dirinya dengan matahari ditemani gelas kopi yang mengering serta koran yang telah ia lahap di sebuah teras kosong

Saat saya kecil, saya ingat pernah belajar berbicara
Saya mengenal baik huruf-huruf yang katanya bisa menjadi kalimat saat merangkainya
Dan saya bersyukur hingga kini mempunyai daya ingat yang cukup baik karena tidak pernah melupakan 1 huruf pun hingga kini
Tapi saya ingat, di sebuah sore yang hangat saya pernah lupa belajar membuat kalimat
Atau saya bukan lupa?
Ada yang bilang, saya mungkin mempunyai terlalu banyak huruf untuk dirangkai
Ada yang menertawakan saya, seseorang di teras kosong yang sedang merapikan gelas kopi yang sudah mengerak diatas selembar koran yang basah karena tetesan kopi

Pernah lihat hujan?
Itu, air yang turun dari langit, konsep alamiahnya berbicara tentang siklus
Ah basi! Siklus itu cuma kita dapat dari buku dan papan tulis
Pernah kamu melihat siklusnya sepanjang perjalanan umurmu?
Atau yang kamu rasa air menetes dari langit itu karena ada yang berduka?
Ah terlalu banyak pendapat yang kontradiktif
Lebih baik diam saat tak pernah menyaksikan
Karena saya tahu ada yang menyaksikan, teras yang kini telah kosong tanpa selembar koran dan tetesan kopi di sebuah malam kering

Kemana seseorang yang tadi pagi kita tanyai?
Kemana seseorang yang tadi siang menyaksikan kejadian yang lalu lalang?
Kemana seseorang yang tadi sore menertawakan saya?
Kemana seseorang yang tadi malam meninggalkan terasnya?
Apa dia tidur setelah kelelahan mengamati hari?
Dia tidak tidur, Dia tidak pernah lelah, Dia masih selalu menyaksikan pemandangan hari-Nya
dan Dia tidak pernah membuat teras itu menjadi sesungguhnya kosong


Tidak ada komentar:

Posting Komentar