Jumat, 24 April 2009

Bolehkah untuk tidak percaya?

pagi ini saya masih terbangun dengan menghadapi kenyataan yang sama
kenyataan yang saya tidak tau lagi bagaimana harus menerimanya

saya ingin tidak percaya saat dia menatap saya dengan penuh kebencian
saya ingin tidak percaya saat dia bilang tidak peduli lagi dengan saya
saya ingin tidak percaya saat dia bilang ingin saya menjauh dari hidupnya
saya ingin tidak percaya saat dia bilang semua rasanya telah menghilang dan mati
saya ingin tidak percaya saat dia bilang semua yang sudah dijalani tidak lagi berarti apa-apa
saya ingin tidak percaya saat menyadari bahwa semuanya sia-sia untuknya
boleh saya tidak percaya, Tuhan?

lalu apa yang mesti saya percaya?
ketika hanya sekedar tangannya tidak bisa lagi saya sentuh?
ketika hanya melihatnya saat tidur tidak bisa lagi saya nikmati?
atau ketika hanya membangunkannya setiap pagi tidak bisa lagi saya lakukan?
boleh saya menolak kenyataannya, Tuhan?

saat orang yang sangat saya sayang begitu menginginkan saya pergi dengan langkah paling jauh dari kehidupannya.
saat orang yang pernah memberi saya cerita memutuskan untuk menutup buku dengan jalan cerita yang saya tidak mengerti.

saya ingin tidak percaya dengan semua yang ada saat ini
atau lebih tepatnya ingin menghukum diri saya yang sepertinya telah begitu bersalah.
sampai dimana hukumannya?
sampai kapan saya mencoba untuk tidak percaya?
sampai kapan bintang meredup?
terlalu banyak pertanyaan yang berteriak membabi-buta dipikiran saya saat ini.
dan bodohnya saya tidak pernah bisa menjawab.
semakin saya mencari jawabnya, yang akan muncul hanya pertanyaan demi pertanyaan lagi.
Mengapa?
Kapan?
Bagaimana?
Apa?
Siapa?
dan sialnya pertanyaan terakhir, kembali lagi ke pertanyaan,
Benarkah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar